Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2023

Chapter 10 - Hutan Terbakar, Nafas Tercekat

  Hutan, merupakan warisan alam yang menjadi tempat tinggal bagi makhluk hidup baik flora maupun fauna. Selain itu, keberadaan hutan sangat diperlukan bagi manusia karena menjadi sumber kehidupan terutama sebagai penghasil oksigen. Oleh karena itu, hutan sangat penting bagi manusia dan akan menimbulkan dampak yang berbahaya jika "jumlah" hutan terus berkurang dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat.  Pembakaran hutan yang terjadi akhir-akhir ini seringkali disebabkan oleh manusia. Hal ini dikarenakan kurangnya lahan sehingga diperlukan pembukaan lahan dengan melakukan pembakaran hutan. Selain itu, regulasi pemerintah yang lemah juga menjadi alasan pembakaran hutan sering terjadi di Indonesia yang sering dimanfaatkan oleh industri luar negeri. Terjadinya pembakaran hutan memberikan dampak yang sangat besar, diantaranya yaitu:  Kerusakan ekosistem akibat musnahnya flora dana fauna. Meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan akibat jarak pandang yang berkurang. Gangguan

Chapter 9 - Pencemaran Sungai

Sungai adalah bagian paling penting dalam kehidupan manusia. Bahkan, sejak dahulu pemukiman didirikan di sepanjang sungai supaya mempermudah segala aktivitas harian manusia. Namun, akhir-akhir ini kita semakin disadarkan bahwa kondisi sungai di Indonesia sudah mengkhawatirkan. Adanya media sosial membantu kita menyadari bahwa pencemaran sungai terjadi di mayoritas sungai di kota-kota besar Indonesia.  Sampah industri, rumah tangga, bahkan "limbah" peternakan semakin bertebaran di sungai. Hal ini menjadikan sungai memiliki air yang tidak baik bagi kesehatan akibat adanya senyawa ion logam berat dan mikroorganisme patogen serta non patogen yang berbahaya.  Saat ini mulai viral gerakan pembersihan sungai. Namun, hal itu hanya dilakukan oleh kelompok tertentu dan kesadaran masyarakat masih minim serta terkesan memanfaatkan hal tersebut untuk semakin membuang sampah ke sungai.  Oleh karena itu, permasalahan utama dari pencemaran sungai yaitu minimnya kesadaran masyarakat dan ditam

Chapter 8 - Tanah Tercemar, Dimana Kita Harus Berpijak?

Terjadinya pencemaran tanah diakibatkan oleh adanya senyawa kimia di dalam tanah yang merusak kondisi alami dari tanah.  Sehingga, sudah dapat dipastikan penyebab terjadinya pencemaran tanah mayoritas karena aktivitas manusia, dimana diantaranya yaitu penggunaan pestisida, tumpahan minyak pada tanah, dan kebocoran bahan kimia. Limbah industri maupun limbah rumah tangga juga turut menjadi penyebab utama dalam terjadinya pencemaran tanah.  Dampak dari pencemaran tanah yaitu: Polusi tanah Perubahan pola iklim Dampaka negatif ke lingkungan Dampak negatif ke kesehatan manusia Polusi udaraaa Dampaka negatif ke satwa liar Meningkatkan resiko kebakaaran Mengganggu aktivitas wisata Berbagai dampak tersebut dikarenakan adanya zat kimiaaa berbahaya dari limbah yang dibuang sembarangan dan terserap oleh tanah. Beberapa zat kimia berbahaya tersebut adalah: Kromium Kromium terdapat pada pestisida dan herbisida. Zat ini dapat menyebabkan kaarsinogenik bagi makhluk hidup. Timbal Paparan zat timbal yan

Chapter 7 - Perihnya Hujan Asam

Tahukah kalian tentang hujan asam? Hujan asam merupakan hujan yang memiliki pH rendah sehingga bersifat korosif karena senyawa asam yang ada pada air hujan tersebut dapat mengikis partikel lain (korosif). Lantas, apakah hujan asam secara alami terjadi begitu saja? Tentu tidak. Hujan asam terjadi karena ulah aktivitas manusia yang tidak peduli dengan lingkungan. Penyebab terjadinya hujan asam antara lain pembakaran di pusat pembangkit listrik, penggunaan kendaraan bermotor, pembakaran lahan, dan aktivitas lainnya yang menimbulkan adanya emisi gas SO2 dan NO2.  Proses terjadinya hujan asam yaitu ketika gas SO2 dan NO2 naik ke atmosfer, kedua gas tersebut akan bereaksi dengan oksigen di udara lalu bereaksi dengan air.  Gas SO2, bereaksi dengan oksigen akan menghasilkan senyawa gas SO3. Selanjutnya gas SO3 akan bereaksi dengan air dan membentuk senyawa H2SO4, dimana senyawa tersebut merupakan salah satu senyawa asam yang bersifat asam kuat.  Gas NO2, bereaksi dengan oksigen dan air. Kemudi

Chapter 6 - Terjadinya Pengasaman Air Laut

  Melanjutkan dari  Chapter 5 - Serba Serbi Color Bleaching  sebelumnya, kali ini aku akan bahas lebih lanjut tentang pengasaman air laut. Singkatnya gini , meningkatnya jumlah penduduk, tentu memberi berbagai dampak. Salah satunya efek dari aktivitas penduduk yang juga ikut meningkat akan menghasilkan emisi gas-gas efek rumah kaca.  Pengasaman laut, terjadi karena adanya reaksi antara air laut dengan salah satu gas rumah kaca yaitu CO2. Hal ini menimbulkan terbentuknya senyawa HCO3 yang kemudian akan menjadikan pH air laut turun dan dalam kondisi asam. Asamnya air laut tentu saja memberi dampak bagi ekosistem laut, contohnya terumbu karang yang mengalami Color Bleaching , hewan bercangkang yang mengalami kelainan fisik pada cangkangnya, produksi ikan komersial yang menurun, dan masih banyak lagi. Lalu, bagaimana penjelasan ilmiah mengenai fenomena ini? apa solusi dari terjadinya pengasaman air laut? Hal tersebut dapat diketahui  di sini.

Chapter 5 - Serba Serbi Color Bleaching

  Bagaimana teman, pemandangannya indah kan? Hem, yaah mungkin bagi orang awam, pemandangan tersebut indah karena birunya lautan berpadu dengan putihnya terumbu karang yang berbentuk abstrak. Tentu indah. Tapi, pemandangan terumbu karang dengan berbagai warna yang berbeda tentu lebih indah disandingkan dengan "Si Biru" air laut. Selain itu, memutihnya terumbu karang ini juga disebabkan oleh keadaan air laut yang sedang gak baik-baik aja . Kondisi memutihnya terumbu karang ini disebut dengan  Color Bleaching . CO2 yang dihasilkan dari aktivitas manusia semakin meningkat, sehingga gas CO2 tersebut banyak terdapat di udara dan menjadi bagian dari gas rumah kaca. Selain itu, gas CO2 akan bereaksi dengan permukaan laut yang selanjutnya membentuk senyawa HCO3. Suhu laut yang meningkat karena pemanasan global ditambah dengan pH air laut yang menurun karena adanya senyawa asam HCO3, menjadikan mikroorganisme alga yang ada pada terumbu karang tidak dapat bertahan hidup. Alga tersebut

Chapter 4 - Minyak (yang tak) Setitik, Rusak Laut Sebelanga

Tumpahan minyak atau Oil Spill  merupakan kejadian pencemaran lautan yang 90 persen diakibatkan oleh ulah manusia. Minyak mentah yang tertumpah di lautan ini berasal dari operasi kapal tanker, perbaikan kapal, tabrakan antar kapal, bahkan kebocoran pipa penampung minyak yang di beberapa kasus sampai menimbulkan ledakan atau kebakaran seperti pada tumpahan minyak sebanyak 5.000 liter yang terjadi di Teluk Balikpapan hingga menyebabkan 5 orang nelayan meninggal dunia. Minyak yang mengandung senyawa berbahaya seperti benzene, toluene, dan xylene serta nitrogen sulfur oksigen tentu saja menimbulkan bahaya pada ekosistem baik kerusakan fisik maupun biokimia. Banyak sekali dampak dari terjadinya tumpahan minyak, yaitu: Kematian organisme Organisme laut yang terkena kontak langsung dengan tumpahan minyak akan mati karena keracunan senyawa berbahaya. Risiko ini bisa mengenai ikan, kerang, hewan bercangkang, bahkan ikan yang beraada di keramba budidaya. Contohnya yaitu terjadi pada kasus tumpah

Chapter 3 - Sudah Sepanas Apa Bumi Kita

Pemanasan global atau Global Warming adalah bentuk dari ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibaat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan di bumi.  Pemanasan global disebabkan oleh meningkatnya persentase kandungan lapisan gas rumah kaca yaitu CO2, NO2, SO2, O2, CH4, dan uap air. Sinar matahari yang seharusnya dipantulkan oleh atmosfer, akan diserap oleh gas rumah kaca. Sehingga, semakin meningkatnya jumlah gas rumah kaca maka semakin meningkat pula panas yang diserap akibat sinar matahari tidak sepenuhnya dapat dipantulkan oleh atmosfer dan menyebabkan suhu bumi semakin meningkat. Diperkirakan pada tahun 2060, suhu bumi dapat meningkat sampai 1°C hingga 5°C. Kenaikan suhu ini mengakibatkan gunung es di kedua kutub mencair dan air laut akan mengalami kenaikan sehingga daerah pesisir pantai akan terbenam. Selain ituu, daerah yang kering akan semakin kering karena suhu yang meningkat. Beberapa penyebab dari terjadinya pemanasan global ini adalah:

Chapter 2 - Pencemaran Air, Mengapa Itu Bisa Terjadi?

  Air merupakan sumber kehidupan dari makhluk hidup. Namun, aktivitas manusia seringkali memberikan dampak buruk bagi lingkungan, terutama pada kondisi air. Mulai dari limbah rumah tangga yang tidak diolah terlebih dahulu, pembuangan sampah di sungai, penggunaan pupuk, sampai ke pembuangan limbah industri yang sembarangan dapat mengganggu kualitas air sehingga membahayakan ekosistem yang ada di dalamnya, maupun bagi pengguna air itu sendiri.  Kemudian, kita pasti bertanya-tanya tentang bagaimana standar baku kualitas air? Kualitas air ditinjau berdasarkan sifat kimia, sifat fisika, maupun sifat biologinya Sifat Fisika Jernih Tak berbau dan tak berasa Jumlah padatan terapung tidak melebihi 1000 mg/L Memiliki suhu +- 27 derajat Celcius Tak berwarna Sifat Kimia Memiliki pH di sekitar 7 Kandungan bahan kimia organik tidak melebihi batas Tidak mengandung ion logam berbahaya Tingkat kesadahan air harus normal, ion yang menyebabkan air sadah adalah Ca2+ dan Mg2+ Sifat Biologi Tidak mengandung

Chapter 1 - Cemaran PM 2.5 di Wilayah Indonesia

Sumber gambar: Academia.co.id Pencemaran udara oleh Particulate Matter (PM) 2.5 menjadi permasalahan serius yang sedang dihadapi oleh seluruh negara di dunia terutama Indonesia yang secara rata-rata berdasarkaan data Air Quality Life Index mayoritas mengalami kenaikan di setiap tahunnya. Lalu,  Particulate Matter  (PM) 2.5 itu apa sih ? Particulate Matter (PM) 2.5 adalah partikel halus di udara yang ukurannya 2,5 mikron atau lebih kecil dari itu. Sehingga, bisa mengurangi jarak pandang dan terlihat agak berkabut ketika dalam jumlah tinggi. Adanya cemaran PM 2.5 tentu saja memberikan dampak buruk terutama pada kesehatan manusia. Beberapa diantaranya yaitu menyebabkan gangguan pada mata, hidung, tenggorokan, iritasi paru, batuk, bersin, hidung berair, sesak nafas, hingga mengganggu fungsi paru, dan memperburuk penyakit asma hingga jantung. PM 2.5 dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia baik indoor yaitu contohnya memasak, penggunaan AC, kulkas, serta perangkat elektronik lainnya, maupu